Suami Mengalah Demi Masa Depan Lebih Cerah

Pagi tadi (tanggal 30 Agustus 2005) dalam acara Metro TV yang dipandu oleh Wulan Guritno, seorang bapak menceritakan kisahnya. Sang bapak melihat prospek istri, yang saat itu sedang dalam proses menyelesaikan studi S-1, lebih cerah. Dengan suka rela sang suami mendorong istri agar menyelesaikan studi dan bekerja sementara ia mengurus anak-anak. Sang istri kini telah menyelesaikan program S-2.
Bravo untuk pasangan ini! Bravo untuk suami berani menentang arus, berani memilih jalan yang tidak populer. Bravo juga untuk sang istri yang juga harus menanggung cercaan akibat menempuh jalan yang tidak biasa ini.
Biasanya suamilah yang selalu "dimenangkan", yang selalu didorong karirnya meskipun karirnya tidak secemerlang istri. Bila istri yang mempunyai prospek yang lebih cerah, kenapa suami harus malu dan gengsi? Perkawinan seharusnya merupakan partnership, bukan slavery.

Comments

kismullah said…
Setuju, jangan salah artikan makna berumah tangga. They should be equal partners who have equal say.

Popular Posts